LOMBA KARYA TULIS ILMIAH (LKTI) “BERBASIS BLOG”
MERUBAH MASS TOURISM MENJADI RESPONSIBLE TOURISM BERBASIS ESD (EDUCATION FOR SUSTAINABLE DEVELOPMENT ) UNTUK MENGEMBANGKAN POTENSI WISATA EDUKASI – BUDAYA “BATIK PODHAK” DUSUN PODHAK RANGPERANG DAYA KABUPATEN PAMEKASAN
OLEH
RIFKI KADAFI
NIS. 6782/ TA. 2015
MONICA MAUDI SUNDARA
NIS. 6747/ TA. 2015
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
CABANG DINAS PENDIDIKAN WIALAYAH KAB. PAMEKASAN
UPT SMA NEGERI 4 PAMEKASAN
2017
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah yang merupakan ulasan hasil penelitian Penulisan karya ilmiah ini mengikuti LKTI (LOMBA Karya Tulis Ilmiah) “Berbasis Blog” Universitas Wiraraja Sumenep Fakultas Ilmu Sosisal dan Ilmu Politik dan sebagai sumber bacaan di perpustakaan sekolah serta dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja oleh:
Nama : RIFKI KADAFI
NIS : 6782
Sekolah : SMA Negeri 4 Pamekasan
Judul : Merubah Mass Tourism Menjadi Responsible Tourism Berbasis ESD (Education for Sustainable Deveploment) Untuk Mengembangkan Wisata – Budaya “Batik Podhak” Dusun Podhak Rangperang daya Kabupaten Pamekasan
Nama : MONICA MAUDI SUNDARA
NIS : 6747
Sekolah : SMA Negeri 4 Pamekasan
Judul : Merubah Mass Tourism Menjadi Responsible Tourism Berbasis ESD (Education for Sustainable Deveploment) Untuk Mengembangkan Wisata – Budaya “Batik Podhak” Dusun Podhak Rangperang daya Kabupaten Pamekasan
Menyetujui dan mengesahkan untuk mengikuti lomba tersebut.
Pamekasan, 14 Mei 2017
Kepala SMAN 4 Pamekasan
H. MOH. ARIFIN, S. Pd., M. Pd
NIP. 19680608 199001 1 002
A. Identitas Diri
1
|
Nama Lengkap (dengan gelar)
|
RIFKI KADAFI
|
2
|
Jenis Kelamin
|
LAKI-LAKI
|
3
|
NISN/NIP.
|
0006408357
|
4
|
Tempat dan Tanggal Lahir
|
SURABAYA, 31-08-2000
|
5
|
E-mail
| |
6
|
Nomor Telepon/HP
|
081330536580
|
1
|
Nama Lengkap (dengan gelar)
|
MONICA MAUDI SUNDARA
|
2
|
Jenis Kelamin
|
PEREMPUAN
|
3
|
NISN/NIP.
|
0000951980
|
4
|
Tempat dan Tanggal Lahir
|
BANDUNG, 15-06-2000
|
5
|
E-mail
| |
6
|
Nomor Telepon/HP
|
085203556776
|
B. Riwayat Pendidikan
SD
|
SMP
|
SMA
| |
Nama Institusi
|
SDN PAGANTENAN 1
|
SMPN 1 PAGANTENAN
|
SMAN 4 PAMEKASAN
|
Jurusan
|
MIPA
| ||
Tahun Masuk-Lulus
|
2007-2012
|
2012-2015
|
-
|
SD
|
SMP
|
SMA
| |
Nama Institusi
|
SDN 1 CURUG AGUNG
|
SMPN 1 NGAMPRAH
|
SMAN 4 PAMEKASAN
|
Jurusan
|
MIPA
| ||
Tahun Masuk-Lulus
|
2006-2012
|
2012-2015
|
-
|
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam Olimpiade Karya Tulis Ilmiah 2017.
Pamekasan, 14 Mei 2017
Peserta
BAB I
PROFIL DESA
Mengenal dan mengenang sebuah daerah dan suatu negara dapat melalui pariwisatanya, tidak jarang pariwisata sebuah negara akan menjadi icon (ciri khas) negara. Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan orang karena dengan mengembangkan sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan akan pariwisata semakin bertambah seiring dengan tingkat kebutuhan manusia yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Proses pengembangan dan peningkatan sektor pariwisata juga dilakukan oleh seluruh Kabupaten yang ada di Madura. Membangun Madura memang banyak dilakukan dalam berbagai sektor, kegiatan pariwisata sangat berpengaruh terhadap kemajuan pilau yang punya banyak potensi ini. Terlepas dari semua itu, sebenarnya berdasarkan letaknya, Madura sangat strategis. Dan sangat siap untuk dijadikan daerah pariwisata, sebab tidak dapat dipungkiri potensi yang dimiliki pulau Madura cukup besar, baik dibidang pariwisata, budaya, industri, pertanian dan perdagangan, walau terkadang kita terlanjur berprasangka buruk bahkan pesimis terhadap beberapa pandangan dan berkonotasi negatif masyarakat luar mengenai Madura dan masyarakatnya, Khususnya Desa yang memilki potensi wisata sebagai objek wisata edukasi dan budaya.
Sebagai salah satu Kabupaten, Pamekasan memang masih belum memiliki destinasi wisata alam yang mempuni dan mengandung sapta pesona wisata sebagai pondasi dasar keberhasilan destinasi wisata. Untuk itu Kabupaten Pamekasan harus mengambil langkah intensif memperkenalkan wisatanya dari sektor lainnya, salah satunya yaitu sektor Pariwisata Edukasi Budaya Batik Podhak Dusun Podhak Desa Rang Perang Daya Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan. Profil Desa objek penelitian oleh tim kami adalah sebagai berikut.
Kelurahan / Desa
|
Rang Perang Daya
|
Kecamatan
|
Proppo
|
Kabupaten / Kota
|
Kab. Pamekasan
|
Provinsi
|
Jawa Timur
|
Kode Pos
|
69363
|
Peta Wilayah Kabupaten Pamekasan
Berikut ini Peta Rang Perang Daya Kabupaten Pamekasan beserta balai desa.
BAB II
ANALISIS POTENSI PARIWISATA DESA
Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa“amba” yang berarti menulis dan “nitik”. Kata batik sendiri meruju pada teknik pembuatan corak – menggunakan canting atau cap – dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna corak “malam” (wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna. Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing. Jadi kain batik adalah kain yang memiliki ragam hias atau corak yang dibuat dengan canting dan cap dengan menggunakan malam sebagai bahan perintang warna. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia(khususnya Jawa) sejak lama. Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keratonYogyakarta dan Surakarta.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB. UNESCO menunjuk batik Indonesia sebagai mahakarya warisan budaya manusia pada 2 Oktober 2009.
Pariwisata Edukasi-Budaya Batik Podhak di Desa Rang Perang Daya Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan memiliki beberapa potensi yang tersembunyi antaralain sebagai berikut.
a. Kondisi Geogarfis Desa
Dusun Podhak Desa Rang Perang Daya Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan berada 12 km arah barat laut dari Kecamatan kota dengan topografi berada di ketinggian 85m/dpl, konsep kerterjangkauannya cukup mudah diakses, meskipun kondisi jalan banyak yang rusak oleh kendaraan umum atau pribadi dengan topografi relatif kasar karena sebagian besar berupa kawasan tanah karst. Dengan kondisi yang demikian lahan pertanian kuarang efektif, hampir sebagaian lahan masyarakat di Desa ini hanya menanam tanaman tahuanan dengan tadah hujan saja. Kondisi lahan yang kurang produktif ini mendorong masyarakat memilki mata pencaharian yang berbeda-beda yang sebagaian besarnya menjadi penglaju dan pengrajin batik. Dengan demikian untuk membuat akses jalan menuju desa ini harus mendapat perhatian pemerintah Kabupaten untuk mempermudah mobilisasi masyarakat khususnya dalam proses memdapatkan bahan dasar batik sampai pada pemasarannya.
b. Keunggulan atau Ciri Khas Batik Podhak
Pertama, batik tulis Podhak bersifat eksklusif sehingga terkesan elegan dan terasa beda bagi si pemakai. Kedua, Motif yang khas dan unik, sekalipun punya motif sama tidak mungkin ada batik tulis yang kembar karena sifatnya digambar satu persatu dengan menggunakan tangan atau sering di sebut dengan handmade. yang ketiga permukaan 2 sisi kain (jika dibolak balik) kualitas warnanya tetap sama karena teknik pewarnaannya dengan pencelupan menggunakan alat yang di namakan canting. Yang ke empat batik tulis memiliki nilai seni yang tinggi karena proses pengerjaan begitu rumit dan detail yaitu membuat desain, memindahkan desain ke kain, menyanting, lalu pewarnaan.
Ketiga, Batik tulis Podhak dibuat dengan cara menuliskan motifnya secara manual dan pena menggunakan tangan. Pena untuk menggores berupa canting berisi malam yang khusus dari malam lebah. Oleh karena itu, motif-motif ini tidak pernah sama persis. Jangankan pada kain lain, pada lembaran yang sama pun tidak terdapat motif yang seragam. Ketidakseragaman ini justru membuat batik tulis memiliki cirri khas tersendiri. Keempat pemerosesan Batik ini dominan diselesaikan oleh satu orang agar hasilnya sempurna, Kelima Desain yang detail yang membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan dalam penyelesaiannya, Keenam Warna yang digunakan pada batik tulis Podhak sebagian besar diambil dari bahan-bahan alami. Contohnya, akar-akaran untuk warna kecokelatan, kulit manggis untuk warna kemerahan, dan daun indigo untuk wara biru. Warna alami ini memberikan aroma khas yang saat dipakai sekaligus sebagai aromaterapi. Wewangian alami ini juga membantu kain menjadi lebih awet. Selain itu, penggunaan pewarna alami juga membuat kain batik tulis semakin lama warnanya justru semakin nyata. Ketujuh Proses pembuatan batik tulis melalui rangkaian yang panjang. Semuanya dikerjakan tanpa mesin. Seorang perempuan pembatik akan duduk selama berjam-jam menggukir motif di atas kain. Hanya perempuan sabar yang dapat melakukannya. Pada proses pewarnaan, lagi-lagi dilakukan depan penuh ketekunan. Proses-proses pembuatan yang melibatkan hati dan seluruh makna filosofis ini tidak didapat pada proses pembuatan batik print.
Kedelapan, Ada harga ada rupa. Kata-kata ini menggambarkan bahwa, meskipun kain batik tulis harganya mahal, yang kita dapatkan bukan hanya selembar kain tersebut. Saat membeli selembar kain batik tulis, kita juga mendapatkan kualitas, seni, dan keunikan yang dimiliki. Jadi, harga mahal sebanding dengan segala kelebihan batik tulis ini. Kesembilan, batik ini bisa menjadi barang seni bernilai tinggi sebagai barang koleksi yang bisa menjadi penghasilan yang menjanjikan.
![]() |
Batik Fajar Menyingsing Rp. 600.000 |
![]() |
Batik Ronggosukowati |
![]() |
Batik Sekar Jagad Rp. 20.000.000 |
![]() |
Batik Teyeng |
![]() |
Batik Rp. 8.000.000 |
C. Strategi Pengembangan
Strategi Pengembangan Pada Desa Podhak sebagai berikut .
1. Identifikasi potensi desa melalui rembug bersama seluruh komponen desa dari semua kalangan. Potensi yang bisa menjadi komoditas bisa bermacam-macam dari segala aspek. Bisa keindahan alam, hasil bumi, kekayaan flora fauna/hayati, sosio kultural, masyarakat, tradisi atau hal-hal yang bersifat khas/unik yang tak dimiliki daerah lain. Pastikan potensi unggulan yang akan dijadikan komoditas utama
2. Identifikasi permasalahan yang bisa jadi penghambat bagi pengembangan potensi wisata desa, mulai dari yang bersifat fisik, non fisik atau sosial, internal dan eksternal. Atau bisa saja permasalahan tersebut jika diolah dengan cara tertentu justru permasalahan itu bisa menjadi potensi
3. Perlunya komitmen yang kuat dari seluruh komponen desa untuk menyamakan pendapat, persepsi dan mengangkat potensi desa guna dijadikan desa wisata. Komitmen ini yang menjadi dukungan terkuat bagi terwujudnya dan keberlangsungan desa wisata
4. Identifikasi dampak baik dampak positif maupun negatif dari sebuah kegiatan wisata sesuai kekhasan masing-masing desa. Masing-masing desa memiliki karakteristik sendiri akan menghasilkan dampak yang juga berbeda satu sama lain terutama perubahan-perubahan sosial kultural
5. Komitmen yang kuat dari seluruh komponen desa untuk menggandeng Pemerintah Daerah dan jika perlu menggandeng pihak swasta. Pikirkan dan identifikasi juga dampak jika bekerja sama dengan pihak swasta. Termasuk di sini untuk penganggaran guna pembangunan desa wisata dengan menggunakan seluruh sumber daya ekonomi yang ada
6. Menyiapkan segala perangkat-perangkat aturan/regulasi norma yang lebih bertujuan untuk mengawal pengembangan desa wisata dan mengawasi potensi-potensi penyimpangan yang mungkin saja bisa terjadi. Regulasi disiapkan agar berjalannya aktivitas wisata beserta dampaknya tetap berada dalam koridor regulasi sebagai payung hukumnya
7. Melakukan pelatihan-pelatihan bagi seluruh komponen desa, termasuk pemerintah desa tentang manajemen pariwisata, bagaimana mengelola tempat wisata, manajemen tamu/pengunjung, beserta inovasi-inovasi yang perlu dikembangkan mengingat sebagaimana sektor lainnya sektor pariwisata pun mengalami fluktuasi dan bisa mengalami “kejenuhan”
8. Gunakan segala media untuk memperkenalkan dan mempublikasikan potensi wisata di desa baik media konvensional maupun non konvensional, seperti media internet. Internet kini menjadi sarana publikasi yang sangat efektif yang bisa menjangkau seluruh belahan bumi. Tempat wisata yang lokasinya terpencil pun bisa diketahui oleh orang di belahan dunia lain pun berkat teknologi internet
9. Belajar pada kesuksesan desa wisata lain atau studi banding. Kita bisa belajar banyak pada keberhasilan desa wisata lain khususnya yang sejenis. Karena tipikal permasalahan dan tantangan masa depan yang bakal dihadapi kurang lebih sama. Hanya dengan manajemen profesional dan inovatif saja desa wisata akan eksis dan kompetitif dan dapat melalui ujian yang bersifat internal, eksternal maupun regional internasional
Identifikasi Potensi Desa
Setiap desa memiliki potensi untuk dijadikan komoditas wisata unggulan. Keindahan dan keunikan alam akan menjadi wisata alam. Jika desa tersebut memiliki keunikan tradisi dan budayanya bisa menjadi destinasi wisata budaya. Jika desa tersebut memiliki menu makanan dan minuman khas tradisional yang unik baik dari bahan, rasa dan penyajiannya, bisa dijadikan destinasi wisata kuliner desa. Jika desa tersebut memiliki kerajinan-kerajinan khas nan unik bisa menjadi destinasi wisata souvenir desa. Atau jika desa tersebut memiliki peninggalan-peninggalan yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi atau situs sejarah/prasejarah bisa menjadi tujuan wisata sejarah desa. Bahkan jika desa itu memiliki keunggulan hasil bumi atau hasil laut misalnya pertanian, perkebunan, perikanan dan lain-lain (contoh wisata petik apel, petik strawberry, petik tomat, cabai dan sayuran lain). Dunia wisata dalam kekinian banyak mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Apapun bisa dijadikan wisata yang mendatangkan keuntungan ekonomi bagi warga sekitar, asal jeli melihat dan memanfaatkan peluang.
Identifikasi Permasalahan
Biasanya permasalahan mainstream dari suatu desa yang memiliki potensi wisata seperti infrastruktur jalan, jembatan, listrik, pipanisasi air, jaringan komunikasi dan lain-lain. Selain itu permasalahan bisa juga bersifat non fisik, tapi bersifat sosial. Misalnya, bisa saja desa tersebut memiliki potensi keindahan alam namun dari sisi keamanannya kurang. Penanganan permasalahan sosial ini memerlukan pendekatan multidimensi tertentu yang tepat.
Komitmen Kuat Komponen Desa
Tidak sedikit komitmen tidak terbangun dengan kuat untuk menyamakan visi misi untuk menjadikan desa wisata edukasi. Ini tidak terlepas dari kekhawatiran terhadap dampak yang bisa terjadi dari kegiatan pariwisata. Sebagian komponen desa mungkin melihat contoh daerah lain yang dianggap gagal sebagai desa wisata karena menimbulkan dampak negatif misalnya menurunnya moralitas generasi muda desa, atau dampak lingkungan yang terjadi karena pembangunan fisik besar-besaran sarana penunjang wisata desa yang tanpa memperhatikan aspek lingkungannya, misal terjadi banjir atau tanah longsor di kawasan wisata alam
Identifikasi Dampak Kegiatan Pariwisata
Setiap kegiatan pariwisata pasti menimbulkan dampak yang sudah bisa diperhitungkan, baik dampak positif maupun negatif. Harus dilakukan identifikasi, khususnya dampak negatif karena ini yang harus ditanggulangi agar potensi wisata tetap bisa berlangsung berkelanjutan. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat sekitar dan lingkungan baik yang bersifat fisik maupun sosial dan ini harus dipersiapkan perangkat-perangkat untuk menanganinya. Perangkat-perangkat untuk penanganan dampak ini harus merupakan konsensus desa.
Komitmen Menggandeng Pemerintah Daerah
Perlu peran Pemerintah Daerah untuk membangun potensi desa menjadi desa wisata edukasi. Melalui dinas-dinas terkait, perangkat-perangkat baik berupa regulasi, perijinan, pajak dan sebagainya sehingga secara hirarkis administratif desa wisata berada di bawah pembinaan dan tanggung jawab Pemerintah.
Perangkat Regulasi/norma
Untuk menjadi desa wisata edukasi diperlukan perangkat regulasi/norma sebagai aspek legalitas dan yuridis formal. Dengan memiliki dasar hukum yang jelas dan kuat, desa wisata edukasi diharapakan dapat beraktivitas tanpa ada gangguan misalnya keberatan dari pihak-pihak lain.
BAB III
RENCANA PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DESA
Pengembangan Pariwisata Edukasi-Budaya di desa Rang Perang Daya Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan.
A. Pendekatan yang dapat dilakukan “Mengubah Mass Tourism Menjadi Responsible Tourism”
Pariwisata massal berkembang setelah terjadinya perkembangan teknologi dalam komunikasi dan transportasi yang memungkinkan pengangkutan banyak orang, seperti berkembangnya telepon, telegraf dan perkereta-apian di Eropa dan Amerika, perkembangan teknologi penerbangan dll., bahkan dewasa ini, didukung dengan perkembangan teknologi informasi elektronik perkembangan kepariwisataan dunia semakin cepat dan meluas . Di samping itu, di awal abad ke-20, sebagian besar orang mulai menikmati manfaat waktu luang sehingga mereka mengisinya dengan berlibur. Terjadinya mass tourism diawali oleh Thomas Cook yang menyelenggarakan Paket Wisata pertama pada tanggal 5 Juli 1841, yang kemudian disusul oleh tour operator lain-lainnya. Dengan demikian Thomas Cook menjadi Tour Operator yang pertama di dunia yang menyelenggarakan paket-paket wisata dan disebutnya sebagai “Bapak Pariwisata Massal Modern” (The Father of Modern Mass Tourism). Pada saat itu baru berkisar di dalam negeri Inggris saja, namun kemudian berkembang ke destinasi-destinasi lain di Eropa, Afrika bahkan juga ke Amerika.
a. Konsep Mass tourism
Mass tourism berasal dari dua suku kata yakni Mass (rombongan, massa) dan Tourism (pariwisata).Sehingga dapat disimpulkan Mass Tourism adalah bentuk pariwisata yang melibatkan puluhan ribu orang akan resor yang sama sering pada waktu dan tahun yang sama. Mass Tourism merupakan fenomena pariwisata yang disebabkan oleh kemajuan teknologi transportasi dan telekomunikasi.Mass tourism sangatlah potensial untuk menambah pundi-pundi pendapatan suatu daerah wisata namun di sisi lain, mass tourism juga menambah pundi-pundi permasalahan apabila kebutuhan dari wisatawan tidak terpenuhi sehingga industri pariwisata mengalami pertumbuhan.
b. Responsible Tourism
Responsible Tourism adalah pengembangan pariwisata berkelanjutan yang menitikberatkan pada kelestarian ekosistem dan berbasis masyarakat lokal. Bagi dunia pariwisata internasional, maka pengembangan jenis kegiatan pariwisata alternatif lah yang diakui sebagai kegiatan pariwisata yang bertanggung jawab (responsible tourism) dan memang dapat dipertanggung jawabkan. Dengan demikian, melalui responsible tourism, kepariwisataan diharapkan dapat bertahan seterusnya (sustainable) bagi kemaslahatan masyarakat setempat (for the benefit of local people).
Pariwisata Madura memang bisa dikatakan mati suri membutuhkan strategi yang mampu untuk menumbuhkan kembali geliat kepariwitaan di pulau ini, yaitu merubah pandangan Mass Tourism ke Responsible Tourism. Sekarang kita harus membuka pikiran untuk tidak lagi mendatangkan wisatawan dalan jumlah besar namun tidak berkelanjutan karena destinasi yang ditawarkan tidak mampu merangsang atau membuat para wisatawan datang berkunjung kembali ke Madura, semestinya para wisatawan diberi wahana baru berupa “Belajar Lebih” mengenal Madura secara mendalam dalam berbagai hal, seperti kuliner, budaya, tatanan masyarakat, artefak, sosial dan sebagainya. Mengenal lebih Madura harus di dukung penuh Pemerintah dengan membentuk “Kampung atau Desa Wisata” yang sepenuhnya diberikan keluasan dan kekuasaan pada masing-masing kampong dan desa untuk mengembangkankan potensinya.
B. Penerapan Pariwisata Edukasi Dengan Tiga pilar ESD
Berbagai teori dan pendekatan pendidikan telah dirumuskan oleh pakar pendidikan dunia, beberapa sudah menjadi deklarasi dunia seperti yang telah diprakarsai oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), salah satunya adalah konsep pendidikan untuk pengembangan berkelanjutan (Education for Sustainable Development - ESD). Konsep ESD telah lama dikemukakan di dunia Internasional (UNESCO) akan tetapi di Indonesia secara implisit belum dituangkan dalam pendidikan nasional, meskipun secara parsial terdapat dalam pendidikan lingkungan hidup, ekonomi dan sosial. Ide tentang ESD pertama kali dincetuskan oleh Prof. Dr. Hans J. A. Van Ginkel, mantan rektor United Nations (UN) University dan Staf Ahli Sekjen UN. ESD lahir dilatarbelakangi kondisi dunia kontemporer yang menghadapi persoalan makin kompleks dan mengarah pada situasi chaos. Hal ini terlihat dari makin meningkatnya pertumbuhan populasi dunia melebihi kapasitas produktivitas natural bumi. Semakin cepatnya perkembangan komunikasi dan transportasi, melahirkan sejumlah masalah besar dalam hal globalisasi, perdagangan, lingkungan, pembangunan, dan kemiskinan. Melalui ESD diharapkan terbangun kapasitas komunitas atau bangsa yang mampu membangun, mengembangkan, dan mengimplementasikan rencana kegiatan yang mengarah kepadasustainable development.
Konsep sustainable development adalah pola pemanfaatan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan tetap memelihara lingkungan, sehingga kebutuhan itu bukan hanya terpenuhi hari ini tetapi juga untuk generasi mendatang ”Sustainable development as development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs”. Pembangunan/pengembangan berkelanjutan adalah pembangunan/pengembangan yang mampu memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. ESD adalah pendidikan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, yaitu pendidikan yang memberi kesadaran dan kemampuan kepada semua orang terutama generasi mendatang untuk berkontribusi lebih baik bagi pengembangan berkelanjutan pada masa sekarang dan yang akan datang.
ESD menekankan pada 3 pilar yaitu ekonomi, ekologi atau lingkungan, dan sosial. Ketiga aspek tersebut saling beririsan, tidak terpisah-pisah. Contohnya kesehatan dan kesejahteraan masyarakat tergantung pada lingkungan yang bersih sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan mereka seperti mendapatkan makanan dan sumber daya, air bersih, dan udara bersih. Berkelanjutan berarti berpikir tentang masa mendatang, di mana lingkungan, masyarakat dan ekonomi menjadi pertimbangan sehingga diperoleh keseimbangan dalam pengembangan dan upaya meningkatkan kualitas hidup (Soemarwoto, Otto. 1994: 21)
Fungsi dan manfat ESD; pertama, terbangun kapasitas komunitas/bangsa yang mampu membangun, mengembangkan, dan mengimplementasikan rencana kegiatan yang mengarah kepada sustainable development, yaitu kegiatan yang mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dengan mempertimbangkan ekosistem.Kedua, mendidik manusia agar sadar tentang individual responsibility yang harus dikontribusikan, menghormati hak-hak orang lain, alam dan diversitas, dapat menentukan pilihan/keputusan yang bertanggungjawab, dan mampu mengartikulasikan semua itu dalam tindakan nyata. Ketiga, menumbuhkan komitmen untuk berkontribusi dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik, dunia yang lebih aman dan nyaman, baik sekarang maupun di masa mendatang.
ESD menekankan pada 3 pilar yaitu ekonomi, ekologi atau lingkungan, dan sosial. Ketiga aspek tersebut saling beririsan, tidak terpisah-pisah. Contohnya kesehatan dan kesejahteraan masyarakat tergantung pada lingkungan yang bersih sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan mereka seperti mendapatkan makanan dan sumber daya, air bersih, dan udara bersih. Berkelanjutan berarti berpikir tentang masa mendatang, di mana lingkungan, masyarakat dan ekonomi menjadi pertimbangan sehingga diperoleh keseimbangan dalam pengembangan dan upaya meningkatkan kualitas hidup (Soemarwoto, Otto. 1994: 21)
Fungsi dan manfat ESD; pertama, terbangun kapasitas komunitas/bangsa yang mampu membangun, mengembangkan, dan mengimplementasikan rencana kegiatan yang mengarah kepada sustainable development, yaitu kegiatan yang mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dengan mempertimbangkan ekosistem.Kedua, mendidik manusia agar sadar tentang individual responsibility yang harus dikontribusikan, menghormati hak-hak orang lain, alam dan diversitas, dapat menentukan pilihan/keputusan yang bertanggungjawab, dan mampu mengartikulasikan semua itu dalam tindakan nyata. Ketiga, menumbuhkan komitmen untuk berkontribusi dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik, dunia yang lebih aman dan nyaman, baik sekarang maupun di masa mendatang.
Tahun 2005 – 2014 ditetapkan sebagai dasawarsa ESD. Tiga pilar dari ESD adalah sebagai berikut.
Tujuan akhir dasawarsa ini ialah bahwa pendidikan pembangunan berkelanjutan haruslah menjadi lebih daripada sekedar sebuah semboyan, tetapi menghasilkan kenyataan konkret bagi kita semua, perorangan, organisasi, pemerintahan dalam segala keputusan dan tindakan kita, sehingga terpenuhilah janji adanya sebuah planet yang berkelanjutan dan dunia yang lebih aman bagi anak, cucu, dan keturunan kita. Hal ini berarti pendidikan harus mampu menanggapi masalah-masalah sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan hidup yang kita hadapi dalam abad ke-21.
ESD pada dasarnya merupakan sebuah konsep pendidikan yang tidak hanya bervisi kepada pendidikan murni, namun merupakan konsep multidisiplin yang menggabungkan konsep pembangunan dari perspektif ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Manfaat dan tujuan dari ESD adalah sebagai berikut.
a. Terbangun kapasitas komunitas/bangsa yang mampu membangun, mengembangkan, dan mengimplementasikan rencana kegiatan yang mengarah kepada sustainable development. Mendidik manusia agar sadar tentang individual responsibility yang harus dikontribusikan,menghormati hak-hak orang lain, alam dan diversitas, dapat menentukan pilihan/keputusan yang bertanggungjawab, dan mampu mengartikulasikan semua itu dalam tindakan nyata.
b. Menumbuhkan komitmen untuk berkontribusi dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik, dunia yang lebih aman dan nyaman, baik sekarang maupun di masa mendatang.
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang.Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Tujuan pendidikan yang kita harapkan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan dan lingkungan
Pendidikan sangat dinamis dan telah mengalami revolusi pada konsep dan ideologinya. Hal ini disebabkan perkembangan kehidupan yang juga mengalami perubahan yang mendasar. Untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut, harus dilakukan evaluasi terhadap konsep pendidikan. Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan atau Education for Sustainable Development (ESD) merupakan sebuah konsep pendidikan yang tidak hanya bervisi pada pendidikan murni, tetapi sekaligus menggabungkan konsep pembangunan dari perspektif ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan. Penerapan konsep ini sangan cocok dan ideal untuk diterapkan di segala jenkang pendidikan, terutama Sekolah Menengah Atas, seperti yang dilakukan para pengrajin di Desa Podhak sebagian besar menggunakan bahan pewarna yang ramah lingkungan yaitu pewarna alami, seperti daub jati, akar mengkudu, daun strobilantas dan lainnya,dalam proses membatiknya pun menggunakan malam alami yaitu dari sarang lebah seperti pada gambar tersebut.
![]() |
Malam Alami dari Sarang Lebah |
![]() |
![]() |
Batik Menggunakan Warna Alami |
![]() |
Batik Hasil Pewarna Alami |
C. Pelatihan Manajemen Pariwisata
Sebesar apa pun dan sebagus apa pun potensi yang akan menjadi komoditas unggulan jika pelaku usaha pariwisata (desa) tidak siap dengan ilmu manajemen pariwisata, maka bisa dipastikan kegiatan pariwisata itu tak akan berlangsung lama, karena pariwisata dengan segala karakteristiknya tetap diperlukan pengelolaan yang profesional dan inovatif. Termasuk di sini adalah strategi pemasaran yang tepat untuk mengangkat angka kunjungan. Perlu diberikan pelatihan manajemen pariwisata yang sesuai dengan karakteristik desa. Banyak contoh tempat pariwisata yang akhirnya terpuruk, mangkrak karena tidak inovatif sehingga tidak kompetitif, tidak memperhatikan saran dan pendapat pengunjung, tidak ada kelanjutan perbaikan sarana dan prasarana, tidak menangani keluhan pengunjung dan akhirnya pengelola gulung tikar karena rugi.
![]() |
Pelatihan Pembuatan Batik |
D. Media sebagai sarana informasi dan publikasi
Salah satu media sebagai sarana informasi dan publikasi yang sangat efektif adalah sosial media, baik milik resmi pemerintah, swasta ataupun komunitas tertentu. Hampir semua jenis produk kini menggunakan sosial media dalam pemasarannya. Dengan sosial media semua belahan dunia bisa dijangkau dan potensi desa bisa diketahui oleh siapa saja bahkan di manca negara dengan biaya yang murah.
F. Ajang Lomba Untuk Menciptakan Generasi Membatik
Lomba ini diadakan bertujuan untuk menciptakan generasi muda cinta membatik mulai dari usia dini hingga menenah atas.
F. Studi Banding ke Desa Wisata Yang Berhasil
Studi banding akan menjadi sangat penting bila dilakukan pada desa wisata yang sejenis. Bagaimana desa wisata tersebut mengelola pariwisata, menyikapi dan menghadapi permasalahan dan tantangan baik yang bersifat internal dan eksternal. Akan penting juga belajar tentang tips dan trik desa wisata tersebut agar tetap eksis pada saat-saat musim wisata sedang sepi (low season) dengan berinovasi memasarkan produk lain yang masih berkaitan dengan wisata desa tersebut. Studi banding bisa dipilih pada desa wisata yang secara organisasi manajemen sudah mapan dan profesional serta sudah teruji oleh waktu.
BAB IV
KESIMPULAN
Membangun Madura memang banyak dilakukan dalam berbagai sektor, kegiatan pariwisata sangat berpengaruh terhadap kemajuan pilau yang punya banyak potensi ini. Terlepas dari semua itu, sebenarnya berdasarkan letaknya, Madura sangat strategis. Dan sangat siap untuk dijadikan daerah pariwisata, sebab tidak dapat dipungkiri potensi yang dimiliki pulau Madura cukup besar, baik dibidang pariwisata, budaya, industri, pertanian dan perdagangan, walau terkadang kita terlanjur berprasangka buruk bahkan pesimis terhadap beberapa pandangan dan berkonotasi negatif masyarakat luar mengenai Madura dan masyarakatnya, Khususnya Desa yang memilki potensi wisata sebagai objek wisata edukasi dan budaya.salah satu Kabupaten, Pamekasan memang masih belum memiliki destinasi wisata alam yang mempuni dan mengandung sapta pesona wisata sebagai pondasi dasar keberhasilan destinasi wisata. Untuk itu Kabupaten Pamekasan harus mengambil langkah intensif memperkenalkan wisatanya dari sektor lainnya, salah satunya yaitu sektor Pariwisata Edukasi Budaya Batik Podhak Dusun Podhak Desa Rang Perang Daya Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan.Pariwisata Madura memang bisa dikatakan mati suri membutuhkan strategi yang mampu untuk menumbuhkan kembali geliat kepariwitaan di pulau ini, yaitu merubah pandangan Mass Tourism ke Responsible Tourism. Sekarang kita harus membuka pikiran untuk tidak lagi mendatangkan wisatawan dalan jumlah besar namun tidak berkelanjutan karena destinasi yang ditawarkan tidak mampu merangsang atau membuat para wisatawan datang berkunjung kembali ke Madura, semestinya para wisatawan diberi wahana baru berupa “Belajar Lebih” mengenal Madura secara mendalam dalam berbagai hal, seperti kuliner, budaya, tatanan masyarakat, artefak, sosial dan sebagainya. Mengenal lebih Madura harus di dukung penuh Pemerintah dengan membentuk “Kampung atau Desa Wisata” yang sepenuhnya diberikan keluasan dan kekuasaan pada masing-masing kampong dan desa untuk mengembangkankan potensinya.Konsep sustainable development adalah pola pemanfaatan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan tetap memelihara lingkungan, sehingga kebutuhan itu bukan hanya terpenuhi hari ini tetapi juga untuk generasi mendatang ”Sustainable development as development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs”. Pembangunan/pengembangan berkelanjutan adalah pembangunan/pengembangan yang mampu memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. ESD adalah pendidikan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, yaitu pendidikan yang memberi kesadaran dan kemampuan kepada semua orang terutama generasi mendatang untuk berkontribusi lebih baik bagi pengembangan berkelanjutan pada masa sekarang dan yang akan datang.
ESD menekankan pada 3 pilar yaitu ekonomi, ekologi atau lingkungan, dan sosial. Ketiga aspek tersebut saling beririsan, tidak terpisah-pisah. Contohnya kesehatan dan kesejahteraan masyarakat tergantung pada lingkungan yang bersih sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan mereka seperti mendapatkan makanan dan sumber daya, air bersih, dan udara bersih. Berkelanjutan berarti berpikir tentang masa mendatang, di mana lingkungan, masyarakat dan ekonomi menjadi pertimbangan sehingga diperoleh keseimbangan dalam pengembangan dan upaya meningkatkan kualitas hidup. Sebesar apa pun dan sebagus apa pun potensi yang akan menjadi komoditas unggulan jika pelaku usaha pariwisata (desa) tidak siap dengan ilmu manajemen pariwisata, maka bisa dipastikan kegiatan pariwisata itu tak akan berlangsung lama, karena pariwisata dengan segala karakteristiknya tetap diperlukan pengelolaan yang profesional dan inovatif.
ESD menekankan pada 3 pilar yaitu ekonomi, ekologi atau lingkungan, dan sosial. Ketiga aspek tersebut saling beririsan, tidak terpisah-pisah. Contohnya kesehatan dan kesejahteraan masyarakat tergantung pada lingkungan yang bersih sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan mereka seperti mendapatkan makanan dan sumber daya, air bersih, dan udara bersih. Berkelanjutan berarti berpikir tentang masa mendatang, di mana lingkungan, masyarakat dan ekonomi menjadi pertimbangan sehingga diperoleh keseimbangan dalam pengembangan dan upaya meningkatkan kualitas hidup. Sebesar apa pun dan sebagus apa pun potensi yang akan menjadi komoditas unggulan jika pelaku usaha pariwisata (desa) tidak siap dengan ilmu manajemen pariwisata, maka bisa dipastikan kegiatan pariwisata itu tak akan berlangsung lama, karena pariwisata dengan segala karakteristiknya tetap diperlukan pengelolaan yang profesional dan inovatif.
DAFTAR PUSTAKA
Kristian, 2013, Strategi Pengembangan Wisata Agro Wonosari,(online) diakses tanggal 3 Mei 2017, Jurnal, Hlm 3,
Soemarwoto, Otto. 1994. Menjaga Keseimbangan Lingkungan (ESD-Approuch) . Jakarta: Wahana Pustaka
0 komentar:
Posting Komentar